Nis Windows

www.niswindows.com

Ngomongin Jendela Rumah di Indonesia

Posting Komentar

Hai teman-teman aku lagi kepikiran jendela rumah di Indonesia. Entah kenapa ya jadi gabut mikirin ginian. kalian kalau gabut biasanya mikiran apaan? 

Gabut atau gaji buta menurut wikipedia adalah suatu gaji yang diterima seseorang dengan tidak melakukan sebagian atau seluruh pekerjaannya. Tapi belakangan ini gabut artinya gak ada kerjaan atau lagi bingung aja mau ngapain. Jadi sering digunain begini "Gue lagi gabut nih jalan yuk".

Nah karena weekend gini jadi gabut deh aku. Sebenernya gak gabut banget juga sih ya mungkin lebih ke overthingking. hehee.. 


Gabut Bikin Kepikiran Mengenai Rumah

Aku tuh kepikiran kenapa ya rumah jadul alias jaman dulu itu beda banget dengan rumah jaman sekarang? Terus kenapa sekarang ini rumah-rumah bentuknya sama semua? Entah mau di daerah Pulau Sumatra, Jawa ataupun Kalimantan. Padahal dulu beda beda bentuknya, ada yang rumah betawi, rumah banjar, rumah joglo, rumah padang yang punya 4 sudut lancip dan rumah toraja yang punya 2 sudut lancip.

Begitupun dengan jendelanya sekarang jendela jadi lebih kecil dan tidak dibuka seluas-luasnya kayak zaman dulu.

Banyak Orang Stress

Aku ketrigger sama perkataan pak Dedi Mulyadi tentang rumah. Sekarang ini orang-orang banyak stres karena pikirannya sumpek, yang dulu bisa lihat luasnya hamparan sawah kini menjalani kehidupan di dalam rumah yang sempit, liat kesana tembok lihat kesini tembok. Keluar rumah pun yang dilihat gang-gang sempit.

Ya gimana ya namanya tanah mahalkan sekarang ini. Nah jadi pak dedi menyulap tembok jalan sempit dengan lukisan pohon-pohon. Bahkan jalannya pun dilukis agar telihat seperti bebatuan. Agar pengendara tidak terlalu laju mengendarai kendaraan karena bisa sambil lihat jalan yang indah.

Terus aku juga suka lihat rumah pak Dedi rumahnya luas banget etnik kayak rumah bali gitu berbahan beton dan kayu yang diukir. Tapi buat beliau wajarlah punya rumah luas secara keperluan beliau kalau nyambut tamu dan ngadain acara lainnya. 

Banjir Besar di Kalimantan Selatan

Aku juga ke trigger gara-gara banjir besar di Kalimantan Selatan kemaren. Kenapa dulu tuh rumah orang banjar bikin bentuk panggung sih? Apa dulu ada banjir juga sampai bikin rumah tinggi walaupun bukan di pinggir air ya tetep bikinnya panggung. 

Menurut aku sih mungkin untuk yang rumah banjar di pinggir air ya memang untuk persiapan kalau air naik. Terus untuk yang rumahnya jauh dari sungai ya mungkin buat menjaga agar hewan-hewan tidak naik ke atas rumah, misalnya ular dan buaya. 

Oh ya orang jaman dulu juga punya peliharaan misal kambing dan ayam. Nah kalau ayam udah tau kan mereka bisa terbang. Aku baru tau loh ayam bisa terbang sampai 2 meter gitu. Ada temen nanam krokot kan ditempel di pagar taunya si ayam ini bisa terbang naikin pagarnya habis lah itu krokot. Makanya orang jaman dulu rumahnya tinggi. Terutama rumah yang dekat dengan air kayak rumah banjar. 

Macam Rumah Khas Daerah di Indonesia

Rumah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi

Rumah Gadang Sumatra Barat
Sumber : gurupendidikan.co.id

Rumah Adat Buton Sulawesi Tenggara
Sumber : gurupendidikan.co.id

Rumah Sumatera dan Sulawesi pakai rumah panggung karena mereka kebanyakan Nelayan yang berlayar di laut kadang menyimpan atau membuat perahu di bawah rumahnya. Sedangkan Kalimantan tanahnya rawa-rawa sehingga mata pencahariannya melalui sungai dan dibuat rumah panggung agar jika air pasang tidak masuk ke dalam rumah.

Rumah Jawa

Rumah Joglo


Nah kalau daerah yang tanahnya agak keras dan solid itu kayak rumah kebaya betawi dan rumah joglo gak perlu rumah panggung. Lagian mereka mata pencariannya kebanyakan berdagang di tempat. 

Rumah NTT dan Papua

Rumah Adat Honai Papua
Sumber : gurupendidikan.co.id


Rumah Adat Lopo NTT
Sumber : gurupendidikan.co.id



Sama dengan rumah adat di daerah Jawa, rumah di daerah NTT dan Papua ini langsung ke tanah juga karena tanah mereka yang keras dan mata pencahariannya yang lebih banyak menanam sendiri. Bedanya rumah mereka ini hanya sendikit memiliki jendela bahkan ada yang sama sekali tidak berjendela.

Kalau jaman sekarang rumah tak berjendela dianggap tidak sehat karena menghalangi matahari masuk dan tidak ada sirkulasi udara. Tetapi berbeda dengan mereka yang katanya daerahnya kalau malam menjadi dingin sehingga dengan rumah seperti itu membantu untuk menghangatkan mereka. 

Dan lagi pula kebanyakan waktu mereka laki-laki dan perempuan tidak dihabiskan di dalam rumah tetapi berkegiatan di luar. Rumah itu ya waktu untuk tidur saja, jadi tidak perlu ada pencahayaan. 

Masya Allah keren ya orang jaman dulu cerdas menyesuaikan keperluan dengan apa yang ada di alam.


Sepenting Apa Jendela Itu ?

Jendela berfungsi untuk mengawasi kejadian dari luar, mehadirkan sirkulasi udara yang bagus, juga pandangan lebih rileks saat melihat jendela. Selain itu masuknya cahaya matahari akan menghemat penggunaan listrik. 

Seperti kita ketahui listrik itu diproduksi menggunakan batu bara. Walaupun ada listrik tenaga udara, tenaga air atau tenaga matahari tetapi pengunaannya hanya sedikit karena masih mahal sehingga listrik tenaga batu bara lah yang paling banyak digunakan. Kalian bisa tonton video dokumenter sexy killers untu mengetahui masalah batu bara ini.

Pengerukkan batu bara prosesnya dimulai dengan menebang pohon di hutan terlebih dahulu, setelah itu tanah baru dikeruk untuk mengambil batu bara. Nah pohon yang ditebang dan lahan berlubang bekas batu bara itu bisa mengakibatkan tidak adanya peresapan air hingga mengakibatkan banjir dan longsor.

So dengan adanya jendela kita bisa menghemat listrik di siang hari. Jangan sampai satu ruangan itu mengunakan banyak bola lampu karena gelap di siang hari. Kecuali perlu banget ya gak apa-apa sih.


Perbedaan Jendela Jaman Dulu

1. Gak Pakai Kaca

Yap jendela jaman dulu banget gak pakai kaca hanya full dari kayu. Menurut Website Himalayaabadi.com Kaca sendiri pertama kali ditemukan di Mesir lalu menyebar lagi ke Mesopotamia(Irak/Persia). Kemudian di tahun 650-100 Sebelum Masehi di Romawi Kuno menemukan teknologi baru dalam pembuatan kaca sehingga kemudian kaca banyak di produksi daerah eropa.

Kalau kita searching di google setiap rumah khas daerah dari sambang sampai maroke maka kita bisa simpulkan daerah yang lebih dulu memiliki kaca adalah daerah yang sering di datangi Belanda pada jaman dulu yaitu  Batavia yang sekarang adalah Jakarta.

Semakin ke kanan yaitu daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura maka semakin khas lagi rumahnya yang hanya mengunakan jendela dengan bahan kayu.

2. Mengunakan motif jendela susun kayu

Sumber : http://www.cemprut.cc/


Kalau diperhatikan perbedaan jendela dan pintu jaman dulu adalah pada bagian jendela terdapat kayu yang disusun miring. Jika di pagi hari cahaya matahari bisa langsung masuk lewat celah jendela dan berikut angin yang bisa masuk. 

Sekarang jendela seperti ini susah dicari karena kebanyakan orang lebih memilih jendela yang mengunakan kaca. Ya tak lain karena kebanyakan orang menghabiskan waktu lebih banyak di dalam rumah atau bangunan dibanding terpapar matahari langsung di luar. Jadi diperlukan jendela yang lebih banyak memasukan cahaya matahari di setiap waktu. 

Bahkan ada yang bentuk pintu dan jendelanya sama loh, yang membedakan hanya lah ukuran panjangnya saja karena jendela digunakan dibagian atas dinding saja.

Jadi Kenapa Rumah di Indonesia sekarang hampir mirip?

Karena rumah minimalis sekarang banyak diminati karena tanah yang mahal makanya sekarang rumah bentuknya hampir sama semua seluruh Indonesia. Dan kalau mau bikin yang adat atau etnik sekarang cari kayunya susah dan mahal. Bayangin satu kayu yang besar kayak jari tangan itu mungkin harus berumur 20 tahun dulu.

Sekian gabut mengenai Jendela Rumah di Indonesia ini. Semoga ada manfaatnya ya..


sumber :

https://www.gurupendidikan.co.id/rumah-adat/

https://himalayaabadi.com/id/sejarah-kaca-pada-arsitektur/

https://manfaat.co.id/manfaat-jendela

https://www.youtube.com/watch?v=qlB7vg4I-To

http://www.cemprut.cc/2015/08/cerita-jendela-dan-pintu.html

http://maestroantikpurwokerto.blogspot.com/2015/09/jendela-jati-antik.html

Niswin
Hey you can call me Niswin. I born and live at Banjarmasin City, Kalimantan Selatan Province. I work at Province government. I am blogger and reviewer book. I also love cat. You can follow my instagram @niswindows_com and also my lifestyle blog www.niswindows.com

Related Posts

Posting Komentar